Cara Mengetahui Perbedaan Nyeri Dada karena Penyakit Jantung dan Bukan
Penyakit jantung koroner merupakan penyakit mematikan nomor 2 di Indonesia. Salah satu gejala penyakit ini adalah rasa nyeri hebat di dada. Namun, rasa nyeri di dada tidak selalu berkaitan dengan penyakit jantung. Lalu, apakah ada perbedaan nyeri dada karena penyakit jantung dan bukan?
Selain penyakit jantung, ternyata penyakit GERD juga memiliki gejala serupa yaitu rasa nyeri pada dada. Lalu, bagaimana membedakannya? Untuk mengetahuinya, simak informasi yang sudah dirangkum dalam artikel ini.
Mengenal
Penyakit Jantung dan GERD
Ketika muncul nyeri di bagian
dada, rasanya pasti menakutkan. Tidak hanya jantung, penyakit GERD juga dapat
menyebabkan rasa nyeri di dada. Oleh karena itu, penting mengenali definisi dari kedua penyakit
tersebut.
1. Penyakit Jantung
Jantung merupakan organ
paling vital yang ada di dalam tubuh karena memiliki tugas yang paling berat.
Tugasnya yaitu memompa darah ke seluruh tubuh agar nutrisi dan oksigen
tersalurkan ke organ-organ lain hingga ke seluruh sel yang ada di dalam tubuh.
Karena sangat vital, bila
ada gangguan di jantung maka akan sangat membahayakan bagi manusia itu sendiri.
Penyakit yang menyerang jantung pun beragam, namun jumlah kasus kematian paling
banyak disebabkan oleh penyakit jantung koroner. Apa itu?
Penyakit jantung koroner
adalah adanya sumbatan atau plak di pembuluh darah jantung yang disebut
pembuluh darah koroner. Tugasnya adalah memberi asupan oksigen ke dalam otot
jantung. Laki-laki ternyata cenderung lebih berisiko terkena penyakit jantung
koroner dibandingkan wanita. Baca Juga: Olahraga Untuk Penderita Jantung Yang Aman Dilakukan
2. Penyakit GERD
GERD (gastroesophageal
reflux disease) dapat terjadi akibat dari naiknya asam lambung ke kerongkongan
(esofagus) dan menyebabkan rasa seperti nyeri dan terbakar di dada. Saat ini
semakin banyak orang yang mengalami GERD. Hal ini disebabkan oleh pola makan
yang tidak teratur.
Dewasa ini, banyak orang
yang seringkali tidak mengatur pola makan dengan baik. Bahkan, ada juga yang
hanya makan satu kali sehari. Alasannya pun bermacam-macam, bisa karena lupa
akibat terlalu sibuk. Bagi wanita, kebanyakan alasannya adalah diet tidak makan
sama sekali.
Padahal, cara seperti ini
tidak bisa berlaku pada semua orang, terkhusus wanita. Kemungkinan jadinya
bukannya mendapatkan tubuh yang diinginkan, namun bisa jadi masuk rumah sakit.
Naiknya asam lambung terjadi akibat beberapa faktor tertentu.
Salah satunya akibat
produksi asam lambung yang berlebihan, lambatnya kerja lambung dalam
mengosongkan makanan yang ada, dan akibat katup bagian bawah kerongkongan yang
mencegah naiknya makanan atau asam lambung tidak berfungsi.
Sama seperti penyakit asma,
GERD bukan penyakit yang bisa membahayakan jiwa. Namun, orang yang terkena
penyakit ini akan sering merasa tidak nyaman dan dapat menurunkan kualitas
hidup jika tidak ditangani dengan baik.
Mengapa
GERD Identik dengan Nyeri Dada?
Salah satu gejala pada
penyakit GERD adalah heartburn, yaitu rasa nyeri dan panas di dada yang
disebabkan dari naiknya asam lambung ke kerongkongan. Sementara penyakit
jantung memiliki gejala yang sama juga, yaitu nyeri hebat di dada seperti
tertekan yang menjalar bahkan ke punggung.
Nyeri dada memang identik dengan
penyakit jantung, namun jangan panik dulu. Nyeri di dada tidak selalu berkaitan
dengan jantung. Seperti GERD, terdapat hal-hal lain yang dapat menyebabkan
nyeri di dada. Apa saja?
Pertama adalah nyeri dada
yang disebabkan karena otot yang bisa menghilang ketika badan digerakkan. Kedua
merupakan nyeri dada yang dirasakan pada saat menarik napas. Hal ini
kemungkinan disebabkan dari peradangan paru-paru.
Lalu yang ketiga, bisa
disebabkan karena adanya robekan pada pembuluh darah besar yang bahasa medisnya
adalah diseksi aorta.
Perbedaan Nyeri Dada Karena
Penyakit Jantung dan Bukan
Untuk membedakan
nyeri dada karena penyakit jantung dan bukan memang agak susah dan diperlukan pemeriksaan lebih
lanjut. Sebenarnya, tidak mudah untuk langsung mendeteksi penyakit ketika
pasien datang dengan keluhan nyeri di dada.
Namun, secara sederhana ada
dua hal yang bisa menjadi acuan untuk membedakan apakah nyeri di dada
disebabkan penyakit jantung atau lainnya.
·
Nyeri dada yang memiliki tempat spesifik sehingga bisa ditunjuk dan
diketahui letaknya.
·
Nyeri yang berubah, bisa bertambah sakit atau hilang sakitnya dengan
perubahan posisi.
·
Nyeri yang terasa seperti terbakar pada dada.
Untuk mendapatkan hasil
lebih lanjut, memang diperlukan serangkaian pemeriksaan untuk bisa menghasilkan
kesimpulan penyakit yang menyebabkan nyeri pada dada.
1. Medical Check Up
Salah satu gejala lain yang
sering diabaikan orang adalah terjadinya nyeri pada ulu hati. Padahal, nyeri di
ulu hati memiliki kemungkinan terkena penyakit jantung.
Oleh karena itu, diperlukan
pemeriksaan lebih lanjut untuk mengetahui perbedaan nyeri dada karena penyakit jantung atau
bukan. Hal
pertama yang dapat dilakukan adalah medical check-up.
Hal ini sangat penting
untuk dilakukan untuk memeriksa apakah tubuh kita baik-baik saja, terutama bila
ada keluhan dengan intensitas berulang, seperti nyeri di dada.
Sebaiknya datanglah ke
rumah sakit untuk medical check-up agar bisa ditentukan apakah terkena penyakit
jantung koroner atau tidak.
2. Pemeriksaan Treadmill
Pemeriksaan paling
sederhana untuk mengetahui penyebab nyeri di dada adalah dengan pemeriksaan
treadmill. Dari pemeriksaan itu, dokter dapat menentukan apakah ada gejala
penyakit jantung koroner atau tidak.
3. Pemeriksaan EKG (Electrocardiogram)
Pemeriksaan ini dilakukan
agar dapat mengukur aktivitas jantung untuk menilai kondisi jantung pasien.
Terdapat mesin pendeteksi impuls listrik jantung yang bisa memberitahu
aktivitas jantung berupa grafik yang ditampilkan pada layar monitor.
Dari pemeriksaan ini,
dokter bisa mendapatkan hasil yang terdiri dari irama jantung (aritmia) serta
denyut jantung normal atau tidak.
Selain itu, hasil mengenai
asupan nutrisi dan oksigen ke jantung cukup atau kurang, kondisi jantung yang
bagus atau ada tanda kerusakan, dan juga struktur jantung normal atau sudah
mengalami perubahan.
4. Wawancara Medis oleh Dokter Kompeten
Hal ini tentu dapat
dilakukan oleh dokter yang memang memiliki kompeten dan mengetahui bisa
menganalisa perbedaan
nyeri dada karena penyakit jantung dan bukan. Biasanya, pasien akan mendatangi Unit Gawat
Darurat terlebih dahulu jika mengalami nyeri dada yang membuat cemas.
Dokter UGD sudah memiliki
kapasitas untuk mendiagnosa pasien dengan cara melakukan wawancara medis. Dari
sini akan terlihat hasilnya dan dokter dapat menentukan rencana pemeriksaan
lebih lanjut.
Tips
Penting untuk Menjaga Tubuh
Dari keseluruhan penyakit,
hampir 99% disebabkan dari asupan makanan dan juga tingkat stres. Semakin
tinggi tingkat stres, maka kemungkinan menderita berbagai macam penyakit seperti
GERD, maag, diabetes, bahkan jantung menjadi lebih tinggi.
Begitu juga dengan asupan makanan. Tubuh memerlukan nutrisi yang baik agar bisa berfungsi dengan sempurna. Bisa terjadi hal sebaliknya, jika tubuh selalu diberikan asupan nutrisi yang banyak ‘racun’, seperti tinggi lemak, garam, gula, dan juga karbohidrat.
Tubuh akan protes karena diberikan asupan yang asing baginya. Pada dasarnya, nyeri di dada bisa disebabkan oleh berbagai hal di dalam tubuh. Untuk menentukan perbedaan nyeri dada karena penyakit jantung dan bukan memang perlu dilakukan pemeriksaan yang lebih mendalam lagi. Baca Juga: Panduan Diet Seminggu untuk Penderita Gagal Jantung