Penting! Kenali Asma pada Anak dan Cara Pencegahannya

Asma pada anak adalah masalah kesehatan yang harus diperhatikan oleh orangtua. Jika tidak ditangani dengan baik, asma dapat menyebabkan permasalahan pada proses tumbuh kembang anak karena berpengaruh pada kualitas tidur, kegiatan bermain dan belajar, dan lainnya.

Penting untuk para orang tua mengenali penyakit yang menyerang paru-paru pada anak ini. Dengan begitu, bisa mengetahui cara efektif baik untuk pencegahan maupun yang harus dilakukan ketika anak terserang asma.

Definisi Asma

Asma merupakan penyumbatan atau peradangan pada saluran napas yang berlangsung secara kronis. Hal ini ditandai dengan adanya batuk atau suara mengi, di mana suara yang ditimbulkan itu seperti sedang terasa sangat sesak di dada.

Asma pada anak memiliki gejala yang berbeda-beda dengan tingkat keparahan yang juga berbeda. Kebanyakan Ibu akan panik ketika si anak tiba-tiba mengalami mengi dan bingung apa yang harus dilakukan. Lalu, apakah benar penyebab asma anak tidak diketahui secara pasti?

Penyebab Asma

Pada bayi atau anak di bawah umur 2 tahun sangat sulit mendiagnosis penyakit asma. Biasanya, akan dianggap seperti gejala penyakit pernapasan lain. Berikut adalah 5 penyebab asma pada anak:

1.  Paparan Asap R0k*k

Ini adalah salah satu kebiasaan yang tidak baik dan sebenarnya perlu dikurangi. Banyak orang dewasa yang suka mer*k0k di sembarang tempat. 

Kurangnya kesadaran untuk m3r*k*k di tempat yang telah disediakan membuat semua orang di sekitarnya menjadi terpapar, baik orang dewasa maupun anak kecil. Jika anak terpapar asap r0k*k dalam jangka waktu yang lama, maka hal ini lambat laun akan mengganggu sistem pernapasannya.

Ini juga dapat menyebabkan munculnya asma. Anak yang terkena paparan asap r0k*k memiliki risiko terkena asma empat kali lebih besar dibanding anak yang tinggal di lingkungan dengan udara bersih.

2.  Lahir dengan Berat Badan Rendah

Anak yang lahir secara prematur atau memiliki berat badan yang rendah sangat rentan terkena penyakit asma. Hal ini dikarenakan organ paru-paru pada anak belum benar-benar terbentuk dengan matang sehingga rentan terkena penyakit.

Karena hal itulah bayi dengan berat badan rendah atau lahir prematur biasanya dimasukkan ke dalam inkubator terlebih dahulu. Diperlukan kawasan yang bersih dan juga asupan nutrisi yang baik agar daya tahan tubuhnya meningkat.



3.  Faktor Keturunan

Faktor keturunan ini memang menjadi faktor inheren yang dibawa oleh anak dari orangtuanya yang memiliki riwayat penyakit yang sama dan memiliki risiko yang besar untuk mengidapnya juga. 

Meski tidak selalu, namun lebih baik orang tua yang memiliki asma lebih waspada dengan kesehatan anaknya. Baca Juga: Panduan Terapi Anak Yang Belum Bisa Berjalan

4.  Lingkungan yang Lembab

Kondisi lingkungan yang lembab dapat menyebabkan udara yang dihirup menjadi kurang sehat sehingga dapat menimbulkan gangguan pada saluran pernapasan. Seorang bayi atau anak yang tinggal di lingkungan lembab cenderung lebih mudah terkena asma .

Oleh karena itu, sebagai orangtua penting untuk menata rumah sedemikian rupa agar cahaya matahari selalu masuk ke dalam rumah. Rumah yang memiliki siklus udara sehat juga dapat membuat anak tumbuh dengan nyaman.

5.  Memiliki Riwayat Alergi

Anak yang memiliki riwayat alergi terhadap makanan maupun debu akan rentan terkena penyakit asma. Hal ini dikarenakan tubuhnya akan bereaksi dan menghasilkan histamin sehingga menyebabkan pembengkakan pada saluran pernapasan.

Jadi orang tua wajib tahu apa yang menyebabkan alergi pada anak agar asma dapat dicegah dengan baik.

Gejala Asma Pada Anak

Gejala asma berhubungan dengan keadaan aliran udara pada sistem pernapasan yang disebabkan gangguan udara yang masuk dan keluar dari saluran pernapasan. Hal ini diakibatkan dari adanya penyempitan bronkus, edema dinding saluran pernapasan, dan peningkatan produksi mukus.

Biasanya gejala yang sering terjadi pada anak ketika terkena asma adalah batuk, sesak napas, mengi (wheezing), dada tertekan, dan adanya produksi sputum yang meningkat. Gejala ini memiliki karakteristik berfluktuasi intensitasnya seiring berjalannya waktu.

Selain itu, biasanya ada lebih dari satu gejala respiratori, gejala memberat pada malam atau dini hari, dan akan timbul bila adanya pencetus.

Tatalaksana Asma

Masa anak adalah masa di mana anak mengalami tumbuh kembang fisik, psikis, imunologi, dan juga perilaku. Sebagai orang tua, masa tersebut adalah peluang untuk melakukan pencegahan, kontrol, self-management, dan juga pengobatan asma pada anak.

Lalu, bagaimana cara tatalaksana asma yang baik pada anak? Sedari dini, diperlukan pendidikan dan penjelasan tentang asma kepada keluarga dan juga anak. 

Anak dan juga keluarga perlu mengerti penjelasan sederhana mengenai pengertian, proses penyakit, faktor risiko, manfaat dan cara kontrol lingkungan. Selain itu, cara mengatasi serangan akut dan pemakaian obat yang benar merupakan hal yang penting untuk tatalaksana asma. 

Jika hal ini ditangani dengan baik, maka anak yang terkena asma dapat memperoleh kualitas hidup yang mendekati anak normal lainnya.

Pencegahan Asma

Pada masa ini anak sedang dalam masa perkembangan dan pertumbuhan sehingga harus dijaga agar tidak terganggu dengan penyakit seperti alergi atau asma. 

Menurut keputusan Menteri Kesehatan tahun 2008 tentang Pedoman Pengendalian Penyakit Asma, terdapat 3 upaya pencegahan asma:

1.  Pencegahan Primer

Pencegahan primer ditujukan untuk mencegah sensitisasi pada anak yang memiliki orang tua dengan riwayat asma. Caranya yang pertama adalah menghindari asap rokok dan hal lain yang membuat udara tercemar selama masa kehamilan dan masa perkembangan anak.

Kedua adalah ibu hamil melakukan diet hipoalergenik (mengatasi alergi) dengan syarat tidak mengganggu asupan janin. Ketiga adalah pemberian ASI eksklusif sampai usia 6 bulan dan diet hipoalergenik Ibu menyusui.

2.  Pencegahan Sekunder

Pencegahan ini dilakukan untuk mencegah inflamasi pada anak dengan cara menghindari asap akibat rokok dan beberapa allergen dalam ruangan, terutama debut atau tungau di dalam rumah.

3.  Pencegahan Tersier

Pencegahan tersier dilakukan untuk upaya mencegah terjadinya asma anak yang memiliki riwayat alergi. 

Penelitian ETAC study menunjukkan bahwa pemberian cetirizine selama 18 bulan pada anak dengan dermatitis atopik dan IgE terhadap serbuk rumput dan tungau debu menurunkan kejadian asma sebesar 50%.

Makanan yang Baik untuk Penderita Asma

Makanan merupakan asupan penting bagi tubuh dan sangat penting diperhatikan. Bagi Ibu yang memiliki anak dengan asma, sebaiknya jangan memberikan makanan yang dapat memicu adanya serangan asma. Apa saja itu?

Makanan yang dapat memicu serangan asma adalah susu, telur, kacang, kedelai, gandum, dan juga kerang. Sebaiknya, sajikan menu asupan makanan dan minuman yang mengandung banyak vitamin D, seperti ikan salmon dan juga jus jeruk. 

Selain itu, asupan vitamin A pada wortel, ubi, brokoli, dan bayam juga bisa dijadikan alternatif makanan untuk anak. Lalu yang terakhir adalah makanan yang kaya akan magnesium seperti bayam, biji labu, dan coklat hitam juga aman diberikan kepada anak yang terkena asma. 

Sebagai orang tua harus tetap waspada jika ada tanda-tanda asma pada anak seperti yang disebutkan di atas. Pentingnya menjaga asupan makanan anak dan juga menciptakan lingkungan yang tidak lembab dan bersih perlu dilakukan oleh semuanya yang berada pada lingkar utama anak. Baca Juga: Panduan Lengkap Terapi Anak Yang Belum Bisa Berbicara

Subscribe to receive free email updates: