Apa Itu Hidrosalping? Bagaimana Pengobatannya? Bisakah Hamil Dengan Hidrosalping? Dan Tempat Rekomdasi Dilakukannya Laparoscopy?

Salah satu penyebab pasangan belum memiliki keturunan setelah bertahun-tahun menikah adalah adanya penyakit hidrosalping yang diderita sang istri. Selain asing di telinga, penyakit hidrosalping ini juga sedikit pembahasannya. Sehingga wajar jika banyak pasangan yang bertanya-tanya penyakit apakah hidrosalping ini?
Jadi penyakit hidrosalping ini secara sederhananya adalah perlengketan dari saluran tuba di tempat terjadinya pembuahan (fertilisasi). Tuba falopi bisa mengalami pembengkakan dan bergelembung berisikan air toxin atau air racun.
Seperti diketahui tuba falopi merupakan organ reproduksi yang penting. Dimana tuba falopi merupakan saluran yang menghubungkan antara ovarium (indung telur) dengan rahim pada manusia.

Sebagai gambaran tuba falopi inilah tempat bertemunya sel telur dan sel sperma. selain itu saluran ini juga yang menangkap dan membawa sel telur dari ovarium ke rahim. Dimana apabila pasangan suami istri melakukan hubungan badan pada puncak ovulasi dimana sel telur dilepaskan dari indungnya, sel telur akan bertemu dengan sel sperma di dalam saluran tuba falopi.
Nah, pertemuan sel telur dan sel sperma di dalam tuba falopi inilah yang akan menghasilkan pembuahan. Embrio di dalam saluran tuba falopi ini kemudian akan berjalan dari ujung tuba menuju ke pangkal paha tuba dan kemudian dilanjutkan ke dalam rahim dan pada akhirnya embrio akan tertanam ke dalam dinding rahim dan terjadilah kehamilan.
Bisa dibayangkan apa jadinya bila saluran tuba falopi ini mengalami pembengkakan atau penggelembungan? Otomatis akan susah bagi sel sperma dan sel telur bersatu yang ujung-ujungnya tidak akan pernah terjadi yang namanya pembuahan atau kehamilan.
Lalu, apa penyebab dari hidrosalping ini? Secara garis besar penyebab hidrosalping bisa disebabkan oleh: Infeksi, perlekatan akibat endometriosis, riwayat operasi sebelumnya, penyakit tuberkulosis dan kanker di sekitar tuba.

Hidrosalping bisa terjadi disebelah kanan, sebelah kiri atau bisa juga terkena di kedua sisi (kanan dan kiri). Bila kedua saluran tuba falopi membengkak dan berisi cairan ini yang disebut dengan hidrosalping bilateral.
Bagaimana mengetahui kalau kita terkena hidrosalping? Biasanya untuk penentuan atau penegakan diagnosa hidrosalping ini didapatkan melalui sejumlah pemeriksaan, seperti: USG dan HSG. Tapi, yang patut Anda catat, tidak selamanya hasil baca USG dan HSG menyatakan Anda hidrosalping adalah benar adanya, karena itu hanya berupa gambar. Ada beberapa kasus hasil USG dan HSG nya positif hidrosalping tapi ketika dilakukan laparoscopy ternyata tidak.
Tindakan apa yang dilakukan untuk mengatasi hidrosalping ini? Biasanya akan disarankan penderita untuk dilakukan laparoscopy. Mengapa? Seperti yang disebutkan diatas terkadang hasil USG dan HSG tidak menjamin seseorang terkena hidrosalping oleh sebab itu perlu dilakukan tindakan laparoscopy. Dimana tindakan ini dilakukan untuk menentukan apakah saluran tuba falopi memang bengkak, ada gelembung, cairan toxin, cairan tidak terinfeksi, tuba falopinya tertutup dan dari pengamatan langsung tersebut akan ditentukan langkah selanjutnya. Apakah akan langsung diperbaiki yang bermasalah? Apakah langsung di lancarkan saluran yang tersumbat? Dan sebagainya.
Bagi Anda yang akan menjalani program bayi tabung (BT) atau IVF (In Vitro Fertilization) dengan kasus hidrosalping, ada baiknya untuk memotong hidrosalping terlebih dahulu. Mengapa? Karena jika Anda nekat tetap menjalani program bayi tabung maka peluang Anda memiliki keturunan sangat rendah. Hal ini dikarenakan cairan hidrosalping akan berdampak pada janin yang sulit menempel di rahim dan yang perlu Anda catat, cairan yang berasal dari hidrosalping dapat menjadi racun bagi embrio yang ada.
Bagi Anda yang ingin menjalani laparoskopi dengan kasus hidrosalping, berikut tempat yang direkomendasikan untuk menjadi laparoskopi (berdasarkan kota):
1.  RS Loh Guan lye (Penang): dr. Devindran
2.  RS Bunda Menteng: dr. Ivan
3.  RS Darmo Surabaya: dr. Relly
4.  RS Graha Amerta Surabaya: dr. Relly
5.  RS Santa Maria Pekan Baru: dr. Suryo
6.  RS Bunda Margonda Depok: dr. Irham Suheimi
7.  RS Permata Hati Yogyakarta: dr. Widad

Subscribe to receive free email updates: